Selasa, 13 Maret 2012

Wisata Alam


Patung Sapundu Patung Ritual Adat Dayak

altPatung sapundu adalah sebuah patung yang dibuat dari kayu ulin, dimana patung yang diukir pada batang kayu ulin itu sendiri digunakan untuk mengikat hewan kurban pada saat upacara Tiwah.
Patung Sapundu diukir secara bebas tanpa ada peraturan yang mengikat oleh orang yang membuatnya. Mungkin oleh karena inilah Sapundu lebih terlihat menarik dan unik.
Perlunya ada ukiran pada Sapundu sendiri adalah tidak lain dan tidak bukan karena Sapunduini nantinya akan digunakan untuk tiang dimana tiang ini nantinya adalah tempat untuk mengikat hewan kurban agar lebih menarik. Adapun hewan yang diikat pada Sapundubiasanya hewan sapi atau kerbau, Lalu kenapa kok pake kayu Ulin?? secara umum orang Dayak lebih mengenal Kayu ulin (dalam bahasa dayak adalah Tabalien) karena kayu jenis Ulin ini terkenal Kuat, Karena biasanya hewan yang dikurbankan yang diikat Pada Sapundumemiliki tenaga yang kuat sekali, Makanya kayu untuk Sapundu harus benar - benar kuat juga, namun patung sapundu akhir akhir banyak di curi oleh tangan tangan jahil untuk diperjualbelikan, karena keeksotikaannya dan dipercaya juga mempunyai tuah yang besar.
altSapundu sendiri terdiri secara umum terdiri dari dua macam. Bentuknya, menyesuaikan dengan jenis kelamin dari hewan kurban seperti sapi atau kerbau yang akan diikat pada sapundu. Apabila hewan kurban itu berjenis kelamin betina, maka sapundunya akan berbentuk laki-laki dan sebaliknya, apabila hewan kurbannya laki-laki maka sapundunya akan berbentuk wanita.

BERSEJARAH - Sapundu Betang Tumbang Gagu Kabupaten Kotim


Rumah Betang Tumbang Gagu Antang Kalang

altMenikmati dan menyaksikan keunikan dan keindahan alam disekitar Betang tertua yang masih berdiri kokoh sampai dengan sekarang Betang “ Tumbang Gagu “, dibangun tahun 1870 oleh Antang Kalang ( Singa Jaya Antang ) dan keluarganya Betang Tumbang Gagu di pinggiran Sungai Kalang, anda akan menikmati keindahan dan Kemegahan Betang Antang Kalang yang berdiri kokoh dan sangat besar dengan Ukuran Panjang 54 Mtr dan Lebar 16 Mtr dengan ketinggian 6 Mtr dari Tanah dan ratusan tiang betang yang semuanya dari kayu ulin, dapat disaksikan juga keseharian kehidupan orang Dayak di Pedalaman Rimba Kalimantan, Keindahan Alam sekitar Betang dan bunyi dari burung-burung hutan yang sangat merdu.
Rumah Betang Tumbang Gagu Antang Kalang terletak di Kecamatan Antang Kalang, Kabupaten Kotawaringin Timur.

Pantai Ujung Pandaran

altPantai Ujung Pandaran merupakan salah satu objek wisata andalan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur. Pantai yang terkenal dengan hamparan pasir putih dan kekayaan biota lautnya ini membentang puluhan kilometer dari Kabupaten Kotawaringin Timur hingga perbatasan Kabupaten Seruyan. Pantai Ujung Pandaran termasuk jenis pantai yang landai.
Di pantai ini, pengunjung dapat menjumpai hamparan pasir putih yang begitu luas, barisan pohon nyiur yang jika dilihat dari kejauhan seolah-olah memagari pantai ini, deburan ombak yang cukup besar, dan kekayaan biota laut khas pantai ini. Di Pantai Ujung Pandaran banyak terdapat ubur-ubur, ikan pari, berbagai jenis ikan kecil yang hidup di terumbu karang, dan lain-lain.
Selain menikmati keindahan pemandangan alamnya, di Pantai Ujung Pandaran ini pengunjung juga dapat menyaksikan ritual adat Simah Laut oleh masyarakat nelayan setempat secara turun temurun. Simah Laut merupakan ritual tolak bala yang dilakukan oleh para nelayan Ujung Pandaran sebelum memulai pelayaran ke laut untuk mencari ikan. Ritual tahunan ini dilakukan setiap tanggal 10 bulan Syawal, atau sepuluh hari setelah Hari Raya Idul Fitri. Sebelum acara ini dilaksanakan, biasanya masyarakat setempat bergotong-royong membersihkan pantai. Setelah pantai dirasa cukup bersih, ritual Simah Laut baru diselenggarakan dengan cara melarungkan berbagai macam sesaji ke tengah laut. Oleh masyarakat setempat, ritual ini dipercaya dapat mendatangkan keselamatan dan memberikan limpahan rezeki selama melaut.  
altPantai Ujung Pandaran terletak di Desa Ujung Pandaran, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Propinsi Kalimantan Tengah, Indonesia.
Dari Kota Sampit, perjalanan sepanjang kurang lebih 85 km pengunjung sampai di lokasi pantai ini.   

alt
Orangutan terdapat di perkebunan kelapa sawit PT Nabatindo Karya Utama (NKU), Kec. Cempaga Hulu tepatnya berada di wilayah hutan Desa Tumbang Koling Kab. Kotim. Hutan desa Tumbang Koling merupakan rumah bagi 11 jenis mamalia langka dan dilindungi, termasuk Beruang Madu (Helarctos Malayus), Owa (Hylobates muelleri), Kukang (Nycticebus menagensis) dan Tarsius (Tarsius bancanus ssp. borneanus).
Ancaman terbesar yang tengah dialami oleh orangutan adalah habitat yang semakin sempit karena kawasan hutan hujan yang menjadi tempat tinggalnya dijadikan sebagai lahan kelapa sawit, pertambangan dan pepohonan ditebang untuk diambil kayunya. Orangutan telah kehilangan 80% wilayah habitatnya dalam waktu kurang dari 20 tahun. Tak jarang mereka juga dilukai dan bahkan dibunuh oleh para petani dan pemilik lahan karena dianggap sebagai hama. Jika seekor orangutan betina ditemukan dengan anaknya, maka induknya akan dibunuh dan anaknya kemudian dijual dalam perdagangan hewan ilegal.
Christopel Sahabu, tokoh masyarakat adat Dayak Ngaju dari Kamp Pembela Hutan dari hutan desa Tumbang Koling. Christopel sudah berkoordinasi dengan masyarakat desa setempat dan juga petugas hama PT. NKU agar tidak membunuh orangutan, cukup menghalaunya saja kembali ke hutan.

altSebelumnya desa ini terisolir, dikelilingi oleh hutan dan Kebun Warga. Satu-satunya akses yang digunakan oleh masyarakat desa Tumbang Manya adalah melalui sungai Mentaya.
Bagi Anda yang pernah jalan-jalan ke Desa Tumbang Manya, tentu sudah merasakan, betapa sulit untuk menjangkau lokasi tersebut. Alat transportasi utama yang digunakan oleh warga hanyalah Perahu Klotok. Perahu ini menjadi alat transportasi utama penduduk untuk masuk dan keluar desa. Sungai Mentaya sebagai jalur transportasi air bagi penduduk Desa Tumbang Manya bukanlah sebuah sungai yang aman, mengingat apabila musim hujan tiba, volume air sungai Mentaya cukup tinggi sehingga arus sungai menjadi sangat deras, di sejumlah titik terdapat riam-riam yang berbahaya. Kondisi jalur transportasi ini tidak saja memperlambat sirkulasi pemasaran hasil bumi masyarakat di desa Tambang Manya. Tapi kini berkembang ke arah ancaman keselamatan jiwa akibat Jalur Transportasi sungai yang tidak stabil. Desa Tumbang Manya merupakan bagian dari Kecamatan Antang Kalang Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah. Desa ini terletak 3,5 km dari ibukota Kecamatan.
Menurut masyarakat setempat, walaupun dilanda banjir namun batu yang berada di riam tersebut tidak pernah tenggelam.

altKabupaten Kotawaringin Timur kaya akan sumber daya alamnya. Namun jika kekayaan dan keindahan alam tersebut tidak dijaga dan dilestarikan dengan baik. Maka akan memberikan dampak kerugian sendiri bagi daerah.
Salah satunya seperti keberadaan danau burung yang berada pada Wilayah Desa Lempuyang Kecamatan Teluk Sampit. Telah lama nama danau tersebut tersebar namun  keberadaannya masih tidak terjaga. Padahal danau tersebut memiliki istimewaan yang patut dijaga kelestariannya.
Danau burung memiliki banyak akan satwa langka yang dilindungi, maka pemerintah patut membentuk tim pengamanan dalam menjaga danau tersebut.
Bukan hanya itu saja. sebagai kawasan yang memiliki beraneka ragam baik satwa maupun tumbuhan langka. Untuk memastikan lokasi batas pemetaan yang jelas. Harus diturunkan tim survey. Sehingga danau burung dapat dinyatakan sebagai kawasan konservasi dan keragamannya akan aman dan terlindungi.
Referensi :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar